Semarang – Rapat Koordinasi yang dipimpin Menko Perekonomian secara virtual di rumah dinas guberbur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.Kabar adanya kapal dari India yang ABKnya positif COVID-19 menyita perhatian Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
Diketahui, kapal tersebut sandar di Dermaga Tanjung Intan Cilacap, Jateng. Dari 20 ABK, 13 di antaranya terkonfirmasi terpapar virus. Ganjar pun menyarankan agar pemerintah pusat mengambil tindakan tegas. Pemerintah, lanjut Ganjar, sebaiknya menghentikan sementara transaksi dagang yang melibatkan negara dengan kasus COVID-19 tinggi.
“Izin pak Menko, untuk negara-negara yang akan kirimkan barang ke Indonesia dan negara itu adalah negara yang cukup berbahaya pak menurut para epidemiolog, saran saya pak untuk transaksi dagangnya dihentikan dulu,” kata Ganjar saat mengikuti Rapat Koordinasi yang dipimpin Menko Perekonomian secara virtual di rumah dinasnya.
Saran ini disampaikan Ganjar, bukan tanpa alasan. Sebab dirinya melihat saat ini muncul pemikiran di masyarakat bahwa pemerintah melarang warganya untuk bepergian hingga mudik.
Namun masih leluasa terhadap orang asing untuk masuk.“Akan tidak enak rasanya memang kemarin diskursus yang muncul di publik, ‘ini orang India yang masuk ke Jawa Tengah pak’. Nggak ada orang Indianya, ini orang Filipina, bahwa mereka dari India betul dan ini kita lakukan treatment kepada mereka,” ujar Ganjar dalam rapat.
“Karena ini diskursusnya menjadi nggak enak, seolah-olah mudiknya dilarang tapi orang asing boleh masuk,” tegasnya.
Pemerintah harus membuka seluruh informasi. Kaitannya dengan kedatangan Warga negara Asing yang masuk dan apa kepentingannya di Indonesia serta yang paling penting kondisinya.
“Ini penting karena di bawah akhirnya itu menjadi komunikasi yang seolah-olah kita melarang bangsa sendiri tapi mempersilakan orang lain,” katanya.
Sebanyak 13 anak buah kapal (ABK) yang membawa gula rafinasi dari India dan bersandar di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Jawa Tengah dinyatakan positif virus Corona atau COVID-19.Ganjar berharap ke depannya ada komunikasi terlebih dahulu sebelum kapal dari negara yang jadi perhatian soal kasus Corona untuk merapat di pelabuhan.
“Tentu saja saya belajar dari ini, seluruh pemegang otoritas baik pelabuhan udara, kapal, apalagi yang akan menerima tamu, warga, barang dari negara asing apalagi di tempat-tempat yang sudah menjadi perhatian kita, seperti India harus diperketat,” kata Ganjar kepada wartawan di rumah dinasnya, Semarang. Dicky