Pilar ekonomi kejar mimpi mengabdi tangerang selatan melaksanakan program kerja bakti ladang. (Volenteer Kejar Mimpi/Jundy Aljihad)
Pilar ekonomi kejar mimpi mengabdi tangerang selatan melakukan program kerja Bakti Ladang dengan tujuan utama dapat menjadikan kampung Cimuli Hilir menjadi agro wisata pada Senin, (18/7).
“Berdasarkan survey sebelumnya, bapak kepala desa mengatakan desa ini ingin dikembangkan menjadi desa wisata, memanfaatkan alam sekitar untuk wisata, sehingga pilar ekonomi memilih berkebun karena sekalian explore potensi apa saja yang dimiliki di desa ini,” ungkap leader pilar ekonomi, Qurrotu Aini.
Dan tentu bukan berbicara hanya tentang sekarang ini, keberlangsungan hidup kedepannya tentu diperlukan juga
“Kami bukan hanya berorientasi untuk saat ini, namun juga kedepannya, sehingga kami ingin mendokumentasikan bagaimana keindahan desa ini sehingga diketahui lebih banyak orang, video tersebut juga bertujuan menggambarkan kegiatan dari masyarakat disini, sehingga dapat dipakai untuk pengenalan, pengembangan agro wisata itu sendiri.
Memang butuh waktu untuk menjadi agro wisata, namun desa ini berpotensi sebenarnya.
“Disini komoditas banyak jadi masyarakat sudah punya modal, kami ingin gimana caranya komoditas ini juga dapat didistribusikan diluar desa Cimulu Hilir. Nah kegiatan bakti ladang ini dapat mengetahui komoditas yang berpotensi disini,” tambahan Koordinator pilar ekonomi Annisa Dwitifa.
Anyaman bambu, sawah, hasil alam, produksi gula aren bisa dimanfaatkan untuk menjadi centra, sehingga orang sini tetap tinggal disini namun tetap memiliki pemasukan lain selain ekonomi.
Salah satu potret keindahan kampung Cimuli Hilir. (Volunteer Kejar Mimpi/Jundy Aljihad)
Ketika realita bicara bahwa hampir 70% pemudanya putus sekolah, hanya sampai sekolah dasar saja. Perempuan biasanya menjadi asisten rumah tangga di luar kota, laki-laki menjadi petani ataupun serabutan.
Jadi wajar desa ini tidak berkembang dari dahulu hingga sekarang
“kenapa desa ini dari dahulu hingga sekarang begini-begini aja yaa karena pendidikan nya yang hanya sampai SD aja, mindset orang tua yang mundur terlebih dahulu menakar biaya sekolah lanjutan, tidak tahu cara memaksimalkan potensi desa, dan gaada keinginan untuk berkembang,” tegas Ketua RT 01 RW 01 Cimulu Hilir, Madrais.
Sehingga mengakibatkan kemiskinan hampir merata di desa ini, walaupun memiliki Sumber Daya Alam dan Manusia yang cukup namun tidak dapat dimaksimalkan karena permasalahan pola pikir masyarakatnya.
Masyarakat yang langsung dibantu pilar ekonomi, Reni mengatakan kegiatan dari kejar mimpi mengabdi tangerang selatan ini sangat bermanfaat membentuk mindset baru bagi masyarakat disini.
“saya sangat bahagia dengan adanya mahasiswa, saya merasa terbantu, semuanya turun langsung ke sawah dan ladang, udah seperti keluarga, apalagi banyak cerita dan menjadi pengetahuan baru bagi saya.” Ladang menjadi sumber utama untuk makan, walaupun mayoritas masyarakat hanya sebagai penggarap saja, bukan pemilik sepenuhnya, sehingga hasilnya pun pasti dibagi dua.
“kalau saya sekarang sebagai penggarap saja, kalau diibaratkan 10, yang punya 4 penggarap 6, karena mulai dari proses cangkul mengeburkan tanah hingga di tanam, dirawat, hingga menjadi padi diurus penggarap.” Seperti biasa desa selalu seolah didiskriminasi pemerintah, edukasi dan informasi untuk memaksimalkan potensi desa.
“Dulu pernah ada edukasi dari pemerintah, sekitar 5 tahun yang lalu, di kasih tahu soal bagaimana menanam padi, mengetahui soal hama, sayang sekali sekarang ga pernah sama sekali,”
Saat bercerita mengenai kerugian yang pernah dialami akibat hama, tanpa sadar air mata Reni mencuat di pelupil mata, begitu perih history tersebut oleh Reni dan keluarga.
“Pernah saat itu mengalami kerugian besar karena hama, yang misal hasil bisa sepuluh ini malah hanya satu, setengah karung untuk satu tahun.”
“Yaa harus bagaimana mau gamau harus ikhlas, malam saat itu masih baik-baik aja, bagus, tapi cuman besoknya tiba-tiba merah hampir semuanya,” sambung Reni.
Pilar ekonomi berharap pemerintah akses jalan dipermudah “akses jalan itu adalah utama karena ke pasar aja jauh, bagaimana masyarakat disini menjual hasilnya jika tempatnya jauh bahkan nanti lebih banyak biaya transportasinya.” ( Hotmar )










