Pengusaha Bunga Asal Kudus Durhaka Sama Ibu Kandungnya Sama

Kudus – Kewajiban seorang ibu dalam membesarkan putra putrinya untuk menjadi orang yang sukses, kesuksesan adalah doa restu dari seorang ibunda, karena ridho illahi adalah ridho seorang ibu yang merawat, mendidik dan membesarkan putra putrinya.

Namun derita ibu Suyatmi sungguh tiada terkira, anak kandung yang selama ini dirawat sejak kecil dibesarkan disekolahkan hingga menjadi orang sukses (pengusaha) seakan lupa akan asal usulnya seperti kacang lupa pada kulitnya, darimana dia berasal dan dilahirkan dari rahim seorang ibu, senin tgl (18/10/21).

Kejadian yang memilukan ini dialami oleh ibunda Suyatmi, oleh anak kandungnya (N) putri kecilnya yang dia sayangi selama ini, setelah meraih kesuksesan seakan akan lupa dengan ibu kandungnya sendiri yang selama ini telah merawat dan membesarkannya.

Saat didatangi oleh awak media beliau berkeluh kesah dengan nasib derita hidupnya, hidup yang semakin tua bukan kebahagiaan yang diraih bersama putrinya (N), namun balasannya kepada orang tua yang tinggal satu satunya seperti panas setahun diguyur hujan sehari tiada berbekas hilang budi pekertinya,” keluhnya.

Yang menjadi dalih pengusaha ronce bunga melati asal kota pati janda muda inisial (N) yang sekarang domisili di kudus adalah karena kerja kerasnya, tanpa ada doa dan campurtangan seorang ibu yang telah melahirkan.

Duka lara ini sudah hampir tiga tahun dialami ibu kandungnya, ibu suyatmi warga desa winong pati kota, bahkan saat kangen dengan putrinya, jauh jauh dari pati bahkan diguyur hujan deras ibunda menyempatkan diri ke kudus hanya sekedar bertemu untuk melepas kangen kepada putrinya (N).

Namun bukannya disambut sang ibu, bahkan belum melepas jas hujan malah disuruh pulang kembali kepati dengan dilempar uang seratus ribu rupiah kemukanya, inikah balasannya pada ibu yang telah melahirkan,” tutur ibu Suyatmi sambil mengurut dadanya.

Padahal anaknya ibu Suyatmi inisial (N) sudah lama tidak menemui ibu kandungnya sekedar untuk bertemu melepas rindu dan kangen pada putrinya.

Seperti pada awalnya cerita, bu Suyatmi tak dianggap oleh anaknya (N) sebagai seorang ibu kandung, karena ibu tersebut pernah menegur anaknya inisial (N) tersebut soal perselingkuhannya. Yang akhirnya menjadi aib keluarga juga merusak pagar ayu daripada rumah tangga tetangganya sendiri.

Inilah yang menjadi awal keretakan hubungan tidak harmonis antara ibu dan putrinya (N) dan parahnya lagi anaknya inisial (N) tersebut berpura pura baik di hadapan tetangganya, seolah olah dia berbakti kepada orang tuanya kandung selama ini.

Padahal anaknya ibu suyatmi inisial (N) itu sudah lama tidak pernah menemui ibu kandungnya, apalagi main ke tempat ibunya, sama sekali tidak pernah. Bahkan ibu Suyatmi tidak pernah dikunjungi selama 3 tahun lebih, dan parahnya anak ibu Suyatmi tersebut bilang sama orang orang bahwa ibunya setiap bulan dikasih jatah (bulanan).

Namun ibu Suyatmi pun menepis atas isue pemberian jatah (bulanan) itu, ibu Suyatmi menjelaskan bahwa tidak pernah dikasih jatah sama sekali oleh anaknya inisial (N) tersebut.

Hal yang sama juga dituturkan oleh ibu Siti selaku teman curhat ibu Suyatmi juga bilang, bahwa anaknya ibu suyatmi tidak pernah mengasih jatah uang bulanan tersebut, itu semua bohong mas,” tandas ibu Siti selaku teman curhat ibu Suyatmi selama ini.

Mungkin inikah dosa yang selalu membayangi dihari tuaku mas, padahal sebagai seorang ibu kewajiban dari merawat dan membesarkan (N) sudah sedemikianrupa, siapa orang tua yang tidak ingin melihat anak anaknya sukses.

Doa ibu pasti mengiringi disetiap langkah putra putrinya agar sukses dan dapat membahagiakan ibu kandungnya, namun balasannya hanya sumpah serapah tak kunjung usai, sebagai ibu pintu maaf selalu terbuka, sebelum mata ini menutup selamanya hingga akhir hayat masa karena surga ada ditelapak kaki seorang ibu,” tandasnya sambil menahan isak dan air mata dengan pandangan kosong menerawang kembali ke masa masa bahagia. (Dik)

 

Pos terkait