Jakarta – Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) beradu dengan waktu untuk menyiapkan diri sebagai tuan rumah. Sesekali terganjal birokrasi perizinan.
Asian Games 2018 tinggal satu bulan lagi. INASGOC masih menemui kendala mengimpor perlengkapan dan peralatan kompetisi.
“Bukan alat tanding saja, kebutuhan panitia untuk upacara pembukaan dan penutupan Asian Games, kemudian lampu pertandingan, sebagian barangnya kan dikirim dari luar negeri dan sewa, bukan beli,” kata Erick Thohir, ketua INASGOC, saat dihubungi detikSport, Rabu (18/7/2018).
“Mungkin jika barangnya ada di Indonesia akan lebih enak (mudah), tapi jika dari luar negeri yang (terkadang) terhambat,” ujarnya melanjutkan.
Bos Mahaka Group tersebut menjelaskan sejauh ini imigrasi dan beacukai sudah mendukung kerja INASGOC. Tapi, INASGOC berharap birokrasi lebih singkat.
Baca juga: Kirab Obor Asian Games di Solo Oleh Dian Sastro dan Rochy Putiray
“Itu kan masalah birokrasi ya. Jadi jika ada apa apa dengan Asian Games harusnya seluruh birokrasi dipermudah. Untuk itu, kami meminta dukungan penuh dari imigrasi, beacukai, agar seluruh barang-barang panitia Asian Games begitu masuk langsung dibantu. Sebab, tidak hanya ribuan orang saja yang akan masuk, tapi alat pertandingannya, kamera dan sudah mulai akan datang,” ujar Erick yang juga Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ini.
“Nah, saya mohon imigrasi dan beacukai ketika ada tertulis panitia INASGOC atau partner Asian Games segera di-support. Begitu juga bila ada pertanyaan dari pihak imigrasi dan beacukai menghubungi langsung (kepada kami) supaya tidak tertunda sampai dua pekan,” katanya.
Persiapan Upacara Pembukaan Berjalan Terus
Saat ini, INASGOC tengah memiliki hajat awalan yang cukup menyita tenaga, kirab obor Asian Games. Dimulai Rabu (18/7/2018), kirab itu usai bertepatan dengan opening ceremony di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan pada 18 Agustus. Kirab obor Asian Games akan melewati 54 kota di 18 provinsi di Indonesia.
“Kesiapannya baik dan alhamdullilah api obor yang dibawa dari India saat telah diterima di Yogyakarta dan akan disatukan dengan api abadi Mrapen. Semoga ini bisa berjalan sampai nanti diterima di Istana,” ujar Erick.
Dari sisi persiapan venue, kata Erick, dari yang telah dilaporkan oleh Pemerintah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan, juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) berjalan dengan lancar,” kata pria yang juga menjabat sebagai Presiden Inter Milan itu.
“Begitu juga dengan acara opening Asian Games yang berlangsung 18 Agustus nanti, saat ini tiketnya sudah terjual 10 ribu lembar,” dia menegaskan.
Hanya saja, tutur Bos Mahaka Group ini, ada kesalahan persepsi terkait harga tiket yang selama ini dinilai masyarakat terlalu mahal. Diketahui, masyarakat menilai harga tiket seluruh acara Asian Games dibandrol dengan harga Rp 750 ribu sampai Rp 5 juta.
“Padahal itu hanya untuk tiket pembukaan Asian Games, Sementara tiket pertandingannya sebenarnya dimulai dengan harga Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Jadi memang ada berita yang simpang siur diterima masyarakat terkait hal ini,” Erick menjelaskan.
“Pertandingan multievent seperti ini sudah ada standar tiketnya, standar Olympic Council of Asia (OCA). Tapi kami bukan apa-apa kembali ke sana (OCA) namun sudah ada standarnya. Yang kedua, sudah melakukan penelitian bahwa harga yang baik berapa. Dan sebagai catatan bahwa pertandingan itu ada yang high, medium, dan low. Ini bagian antisipasi keamanan. Makanya, harga tiket bervariasi. Jika lihat juga Indonesia Open bulutangkis finalnya berapa? Saya rasa harganya dapat dijangkau, bukan aneh-aneh,” Erick menjelaskan.
“Kami juga ada tiket Rp 25 ribu untuk kerjasama dengan sekolah-sekolah dan kami memberikan hampir pass akreditasi untuk tokoh nasional, sponsor, itu jumlahnyahampir 5 ribu dan tak semuanya beli. Tapi, untuk opening masyarakat di luar kota bisa saksikan di luar kota, 10 televisi kita live loh. Jadi, menurut saya kami panitia profesional dan transparan,” ujar Erick.
Sumber: https://sport.detik.com/sport-lain/d-4121938/jelang-asian-games-inasgoc-kesulitan-impor-peralatan-kompetisi