Kejarinfo ( Banyumas ) – Warga di kawasan Alun-alun Banyumas resah. Menyusul lampu penerang dimatikan sejak sebelum kebijakan penutupan kegiatan masyarakat di alun-alun ditetapkan.
Alun-alun yang gelap menyisakan masalah sosial.
Ningsih warga setempat menceritakan sering memergoki pengunjung berbuat mesum.
โBahkan ketika difoto dan direkam video, pengunjung yang sedang mesum tidak terusik. Meresahkan kalau seperti ini terus,โ katanya.
besar harapan warga agar lampu penerang Alun-alun Banyumas menyala. Guna meminimalisasi tindak asusila. Ketika lampu penerang Alun-alun Banyumas dalam kondisi menyala.
Masih ada saja yang nekat mesum.
Terlebih gelap dan sepi. Peristiwa tidak pantas dipertontonkan di fasilitas umum lebih sering terjadi.
Tidak hanya perkara asusila yang dikeluhkan warga.
Alun-alun Banyumas juga menjadi tempat mangkal pesta minuman keras. Parahnya, pengunjung mabok di area seberang Masjid Agung. Warga memiliki rekaman videonya. โSudah banyak warga sekitar yang mengeluhkan dampak negatif dari lampu penerang Alun-alun Banyumas dipadamkan,โ timpal DT warga lain yang tidak bersedia namanya dipublikasikan.
DT mengaku berani tegas pada pengunjung yang tidak bermoral. Adegan dewasa kerap ditemui dan sebisa mungkin menyuruh pergi pengunjung tersebut.
Dikhawatirkan warga, ketika lampu penerang Alun-alun Banyumas dimatikan lebih lama lagi.
Bakal memicu tidak kejahatan lainnya. Intensitas hujan yang turun di wilayah Kecamatan Banyumas.
Setelah hujan reda, Alun-alun Banyumas cenderung sepi. Sehingga, rawan tidak kriminal.
Alun-alun Banyumas gelap juga rawan terjadinya laka lantas.
Terutama di tikungan. Kendaraan dari berbagai arah bertemu.
Pedagang kaki lima dengan adanya kebijakan penutupan Alun-alun Banyumas mentaati. Sejak 10 Juni lalu, tidak ada yang menggelar lapak di ring satu. โKetika lampu penerang dinyalakan..(Dik)