Tigaraksa – Pemerintah Kabupaten Tangerang berhasil meraih rekor dunia melalui gerakan pangan penanaman 141.700 bibit cabai rawit yang dilakukan serentak pada hari Senin 12 Agustus 2024.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika mengatakan, penanaman sebanyak 141.700 bibit cabai rawit telah memecahkan rekor dunia, kata Asep Jatnika dan ini akan terus dilakukan hingga September 2024, sampai jumlahnya menjadi 195.000 bibit.
Penanaman bibit cabai rawit tersebut dilakukan serentak di seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang dengan luas lahan masing-masing seluas 1.000 meter persegi.
“Kemudian di 100 desa melalui KWT sebanyak 50 kk binaan masing-masing ikut mananam 3 pointer bag, dan untuk 174 desa lainnya sudah kita instruksikan juga, termasuk di 107 SD yang sudah diberikan bantuan bibit cabai rawit masing-masing 500 bibit,” kata Asep di GSG Tigaraksa.
Menurut Asep, dipilihnya bibit cabai rawit Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang berhasil memecahkan rekor dunia melalui gerakan pangan penanaman 141.700 bibit cabai rawit yang dilakukan serentak hari ini, Senin 12 Agustus 2024.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika mengatakan, penanaman 141.700 bibit cabai rawit tersebut telah memecahkan rekor dunia dan akan terus dilakukan hingga September 2024, sampai jumlahnya menjadi 195.0 jiata dia, penanaman bibit cabai rawit tersebut dilakukan di seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang dengan luas lahan di masing-masing kecamatan seluas 1.000 meter persegi.
“Kemudian di 100 desa melalui KWT ada binaan 50 KK juga ikut mananam masing-masing 3 pointer bag, dan untuk 174 desa lainnya sudah kita instruksikan juga, termasuk di 107 SD yang sudah diberikan bantuan bibit cabai rawit masing-masing 500 bibit,” katanya
Menurut Asep, dipilihnya bibit cabai rawit karena tanaman holtikultural yang menjadi salah satu komoditi yang memberikan kontribusi terjadinya inflasi.
Lebih dari 500 Rumah Tidak Layak Huni Perlu Penanganan di Kecamatan Tigaraksa
760 Ramzy, Apalagi saat ini harga cabai rawit di pasaran melonjak signifikan.
“Kami pilih cabai rawit karena di bulan November fluktuasi harganya akan terjadi peningkatan. Sehingga dengan kegiatan ini masyarakat tidak ikut merasakan dampak inflasi di Kabupaten Tangerang khususnya,” ujarnya.
Sementara, lanjut Asep, masa tanam sampai panen diperkirakan mencapai 2-3 bulan. Namun, tanamannya sendiri bisa bertahan hingga 10 bulan sehingga cabainya masih bisa dipetik setiap saat.
Ia pun berharap, semua pihak yang terlibat bisa memelihara bibit cabai rawit yang sudah ditanam sehingga bisa mendapatkan hasil panen yang maksimal. Selain itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga bisa terus ditingkatkan dan penanaman holtikultural bisa menjadi kebiasaan.
“Ini juga bisa untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehingga tidak perlu membeli lagi karena bisa ditanam di halaman rumah masing-masing,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Museum Rekor Indonesia (MURI) Oscar Semesta Susilo mengamini jika penanaman ratusan ribu bibit cabai rawit oleh Pemkab Tangerang telah memecahkan rekor dunia.
Karena menurutnya, di negara lain belum ada pemerintah yang mendukung gerakan menanam cabai dengan bibit terbanyak.
“Ini rekor dunia karena sebelumnya belum pernah ada. Apalagi ini juga untuk menekan inflasi, Kabupaten Tangerang yang pertama,” tukasnya. tanaman holtikultural tersebut menjadi salah satu komoditi yang memberikan kontribusi terjadinya inflasi.
lu Penanganan di Kecamatan Tigaraksa
3 tahun lalu
Lebih dari 500 Rumah Tidak Layak Huni Perlu Penanganan di Kecamatan Tigaraksa
760 Ramzy
Apalagi, saat ini harga cabai rawit di pasaran melonjak sangat signifikan.
“Kami pilih cabai rawit karena di bulan November fluktuasi harganya akan terjadi peningkatan. Sehingga dengan kegiatan ini masyarakat tidak ikut merasakan dampak inflasi di Kabupaten Tangerang khususnya di cabai rawit,” ujarnya.
Sementara, lanjut Asep, masa tanam sampai panen diperkirakan mencapai 2-3 bulan. Namun, tanamannya sendiri bisa bertahan hingga 10 bulan sehingga cabainya masih bisa dipetik setiap saat.
Ia pun berharap, semua pihak yang terlibat bisa memelihara bibit cabai rawit yang sudah ditanam sehingga bisa mendapatkan hasil panen yang maksimal. Selain itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga bisa terus ditingkatkan dan penanaman holtikultural bisa menjadi kebiasaan.
“Ini juga bisa untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehingga tidak perlu membeli lagi karena bisa ditanam di halaman rumah masing-masing,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Museum Rekor Indonesia (MURI) Oscar Semesta Susilo mengamini jika penanaman ratusan ribu bibit cabai rawit oleh Pemkab Tangerang telah memecahkan rekor dunia.
Karena menurutnya, di negara lain belum ada pemerintah yang mendukung gerakan menanam cabai dengan bibit terbanyak.
“Ini rekor dunia karena sebelumnya belum pernah ada, apalagi ini juga untuk menekan inflasi, Kabupaten Tangerang yang pertama,” ungkapnya.
Rin