Bupati Banyumas Mengundang Para Pelaku Usaha Wedding

Banyumas – Bupati Banyumas mengundang para pelaku usaha wedding yang tergabung dalam Komunitas Wedding Banyumas (KWB). Bersama-sama mencari solusi hajatan yang aman disaat pandemi. Ketua KWB, Makmur Widodo mengatakan dalam pertemuan tersebut Bupati sudah memberi lampu hijau.

Bupati mengundang KWB untuk merealisasikan satu desa satu WO,” katanya. Ia melanjutkan, konsep satu desa satu wo menjadi penjabaran dari SOP soal wedding yang sudah diberikan agar bisa dilaksanakan desa-desa.

KWB bersama dengan satgas akan memberikan sosialisasi di Kecamatan.

“Dari kecamatan akan mengundang perwakilan Desa/Kelurahan untuk menghadiri acara tersebut,” katanya

Bupati Banyumas, ir Achmad Husein terkait dengan satu desa satu WO mempersilahkan agar segera diproses. Ia juga mengingatkan soal prokes dalam hajatan. Seperti soal kapasitas orang dalam ruangan. “Silahkan diproses saja. Gimana caranya yang kondangan dan ‘barang gawe’ itu tetap selamat dan sehat,” katanya.

Pelatihan Mulai Pekan Depan Kabag Kesra Setda Banyumas Suwondo Geni mengatakan, pelatihan program satu desa satu WO direncanakan bakal dimulai pekan depan. Mulai dari wilayah kecamatan eks kotip, dilanjutkan dengan wilayah eks kawedanan seperti Ajibarang, Sumpiuh, Sokaraja, Banyumas, dan Jatilawang. Peserta pelatihan bakal dibatasi. Jika lebih dari 70 orang maka, dibuat dua sesi.

“Sudah minta restu. Intinya bupati memberikan respon positif.

Pelaksanaan hajatan di desa memang perlu ada yang memandu dan mengawasi oleh karena itu dilakukan pelatihan,” katanya. Muaranya, nantinya setiap satu desa bakal punya satu WO. Soal itu menurutnya, baru Kabupaten Banyumas saja yang baru melakukan.

“Materi sudah disusun bersama. Pelatihan direncanakan dilakukan sampai akhir bulan September,” jelasnya. Menurutnya, pelatihan tersebut materinya bukan hanya soal pengaturan hajatan yang sesuai dengan protokol kesehatan.

Dalam pelatihan nanti bakal diberikan materi soal mengatur kegiatan adat istiadat, juga kegiatan tahunan seperti acara 17an yang baik dan sesuai dengan protokol kesehatan.

“Akan dilatih bagaimana mengatur tata tempat, perizinan, mengatur acara di lapangan bagaimana,” ucapnya.

Terkait pelaksanaan hajatan, khususnya di desa-desa menurutnya masih berjalan apa adanya. Dengan adanya WO di desa, diharapkan protokol kesehatan yang ketat dan juga pengaturan acara hajatan yang baik bisa diterapkan. “Nanti ada yang mengatur. Nanti juga akan dibuatkan sertifikat, misal WO A yang ada di desa B dinyatakan mampu menjalankan hajatan sesuai dengan protokol kesehatan,” katanya.(dik)

Pos terkait