KEEROM/PAPUA, KEJARINFO COM – Menanggapi Kegiatan Gerakan Seni Masuk Sekolah (GSMS), PlT Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Keerom, Pius Amo, S. Ag, Mengatakan, Kegiatan ini merupakan kegiatan pentas seni budaya yang di lakukan oleh para siswa/i Sekolah Dasar maupun siswa sekolah menengah tingkat pertama guna menerapkan nilai nilai budaya di sekolah.
Hal ini di utarakanya saat menghadiri kegiatan Gerakan Seni Masuk Sekolah (GSM) di Gedung Pramuka Swakarsa Keerom ( Senin 11/9/2021)
Di Katakan, Tahun lalu kegiatan yang sama telah kita lakukan, sejumlah tarian adat dari Distrik Web maupun Waris kami pertontonkan saat itu, untuk tahun ini dalam kegiatan Gerakan Seni Masuk Sekolah (GSMS) kita pertontonkan seni tari dari Distrik Arso. Kegiatan kegiatan seperti Yosim Pancar, Kelompok Arori Papua, Sajojo, telah kita tampilkan melalui siswa/i SDN Inpres Arso 6
Kata Sekdin P & K,, apa yang tadi di tampilkan oleh siswa/i SD Inpres Arso 6 merupakan salah datu unsur kebudayaan yang harus di pertahankan. Budaya ini harus kita pertahankan dan tingkatkan, mulai dari sekolah dasar agar tidak kehilangan nilai nilai dasarnya. Nilai nilai Adat yang kita miliki saat ini, harus kita pupuk agar tidak karam di terjang arus global. Seniman seniman yang ada di sekolah dasar yang pernah di bentuk harus menciptakan suatu muatan lokal di sekolah.
Menurut Sekdin P & K, Kelompok seniman ini, dapat mengajar bahasa daerah, mengajar cara melukis, serta mengajar tari tarian. Budaya yang sering di pentaskan melalui Gerakan Seni Masuk Sekolah (GSMS) ini, perlu kita tingkatkan secara kontinyu, agar anak anak kita yang mendiami tanah Keerom tidak lupa adat istiadatnya, terutama anak Keerom asli.
Sebuah wujud nyata dalam pengembangan budaya lokal di Keerom adalah membina anak asli Keerom secara kontinyu dan tak terputus, jika tidak demikian maka kami prediksi bahwa 10 tahun kedepan mereka sudah tidak lagi memahami adat istiadat, jangan sampe budaya celana panjang mengikis budaya koteka akibat transformash model pemahaman baru.
Terkait dengan hal tersebut, kegiatan pentas tadi menggambarkan, sekolah juga harus kuat dalam mempertahankan budaya lokal, bisa juga kita terapkan sekolah bernuansa Budaya Keerom.. Ujar Sekdin P&K.
Sementara itu, guna mempertahankan bahasa ibu di wilayah ini, Lebih jauh salah satu tokoh muda Keerom ini menambahkan, Kita juga berencana membuat aplikasih bernuansa budaya, dan saat ini sedang dalam tahap perencanaan. Sebuah terobosan kita akan buat terutama dalam ujicoba bahasa daerah, kami akan melakukan ujicoba bahasa Arso atau Waris dalam aplikasih Android ini.
Hal ini di lakukan agar, generasi kita kedepan walau di tempat lain, tidak terlalu jauh jauh mencari data yang terkait dengan bahasa daerah. download aplikasih saja kita sudah bisa melihat mana bahasa Arso atau Waris. Aplikasih ini di dalamnya adalah kamus, Kamus bahasa daerah, bahasa Arso, Bahasa Waris, Bahasa Web, dan lainnya. Kita harus buat dalam aplikasih, hal ini tentu dapat membantu anak anak Keerom yang sedang menempuh pendidikan di luar Papua, jika ada data yang terkait dengan bahasa daerah. Ungkapnya..
Untuk mewujudkannya kami sudah punya tenaga ahli di bidang tersebut dan kami akan melakukan kerja sama, dan ini akan menjadi sejarah baru, adanya aplikasih kamus terbaru bahasa daerah di Keerom. .. (NAB)