Tangerang – Komunitas Sekolah Muslimah Berdaya bekerja sama dengan Universitas Pramita Indonesia menyelenggarakan Seminar Kesehatan Mental Keluarga dengan tema “Ketika Nada Cinta Tak Selalu Harmoni” di Auditorium Lantai 2 Universitas Pramita Indonesia, Banten pada Ahad, (1/12).
Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Komunitas Sekolah Muslimah Berdaya atas keresahan terkait meningkatnya jumlah kasus perceraian di Indonesia saat ini. Linda selaku Ketua Panitia mengungkapkan rasa syukur atas keberhasiulan penyelenggaraan kegiatan ini.
“Alhamdulillah, acara seminar kesehatan mental keluarga yang kami selenggarakan bersama Universitas Pramita Indonesia telah berjalan dengan lancar. Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan universitas yang memiliki dedikasi yang tinggi terkait hal ini,” ungkap Linda.
Acara ini tidak hanya menjadi momen untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dalam keluarga, tetapi juga menjadi ruang bagi masyarakat untuk belajar dan berbagi pengalaman secara langsung dengan para ahli.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari panitia, narasumber, peserta, hingga Universitas Pramita Indonesia yang telah mendukung penuh acara ini. Semoga inisiatif ini dapat menjadi langkah awal dari program-program serupa di masa depan, guna menciptakan keluarga Indonesia yang lebih sehat, harmonis, dan bahagia,” lanjut Linda.
Acara seminar ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama diisi oleh Psikolog Santi Meliyanti, S.Psi, M.Psi, Psikolog berserta suami yakni Dr. Wahyu, M.Bus. dengan judul materi “Kesehatan Mental dalam Pernikahan”. Sesi kedua diisi oleh Capt. Wahyudi, S.E., M.A., CAMP dengan judul materi “Kiat Sukses Karir & Keluarga”.
Isu kesehatan mental ini cukup tabu untuk dibahas antar pasangan suami istri, namun kegiatan ini mendapatkan atensi dan tercatat 85 peserta hadir yang sebagian besarnya merupakan pasangan suami istri.
Dalam sesi simulasi komunikasi yang asertif dan persuasif, para pasangan saling menyampaikan permohonan maaf, menyampaikan terima kasih, dan harapan ke depannya terkait rumah tangga mereka. Tidak sedikit mereka yang saling menangis dan berakhir berpelukan. Suasana auditorium drastic menjadi sangat haru dan syahdu. Pasangan peserta terpilih, Ahmad Taufiq dan Lia mengungkapkan pengalamannya yang luar biasa dalam kegiatan ini.
“Terima kasih kepada panitia dan narasumber atas kesempatan dalam acara ini. Sungguh pengalaman berharga bagi kami. Sebetulnya hal yang sudah sering kami bahas dan disampaikan, namun kadang masih ada ego dalam diri kami masing-masing yang menahan kami untuk saling memperbaiki diri. Kami sepakat bahwa pernikahan adalah ‘Adaptasi tanpa Henti’. Saya tetiba ikut menangis saat ikut menangis saat istri saya menangis, saya bilang ‘Kok nangis? Kan Aa yang banyak salah’, akhirnya tangis kami pecah bersama,” cerita Taufiq.
Lia pun menambahkan bahwa komunikasi dari hati seperti ini yang perlu kita bangun bersama secara berkala. Ia berharap para peserta dapat mengambil hikmah dari acara ini dan dapat meningkatkan keharmonisan rumah tangga masing-masing. Ia pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para panitia dan narasumber.
Afina Hadani
+62 857-7197-9007