PAPUA – Minimnya Kendaraan Pedesaan sebagai alat transportasi bagi masyarakat, serta mahalnya Biaya transportasi menjadi persoalan tersendiri bagi para petani lokal di sejumlah Kampung di Distrik Yaffi. Minimnya fasilitas penunjang, guna menopang pendapatan masyarakat di wilayah ini, menggiring masyarakat hidup dalam segala keterbatasan.
Pendapatan masyarakat lokal di nilai belum begitu melegahkan, ada tiga kendala utama yang di hadapi masyarakat lokal dalam sejumlah usaha guna menopang Pendapatan mereka sehari hari. Tidak adanya Pembeli di setiap Kampung lokal, Minimnya kendaraan pedesaan untuk mengkses hasil Pertanian ke Pasar, Biaya Transportasi yang tinggi bagi ukuran mereka menjadi catatan tersendiri.
Berikut Catatan khusus Crew Kejarinfo com, dalam sebuah Perjalanan di Kampung Amgotro Distrik Yaffi, Kira Kira 150 Km dari Arso sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten Keerom (14/9/2021).
Crew Kejarinfo Com di hampiri seorang ibu, dia Adalah Ibu Salomina Orambe. Tolong singgah dulu adik di rumahku, apa yang mau di utarakan,, pikirku dalam hati. ternyata ibu ini menunjuk sebuah karung beras berukuran 50 kg, Karung tersebut berisikan cabe merah yang baru di panen 2 hari yang lalu di ladangnya.
Di mana cabe itu di panen bu, lalu untuk siapa cebe itu, tanyaku, ibu itu menunduk diam, lalu jawabnya, baru di panen dua hari yang lalu dari ladang, namun ibu benging mau di jual ke mana jawabnya. Memangnya mau di jual ke mana ibu tanyaku lagi.. Mau jual di pasar Kampung tetapi di kampung ini tidak ada pembeli, mau di bawah ke Pasar Avidjan Arso, tidak ada kendaraan, ongkosnya juga mahal, ibu tidak memiliki cukup biaya untuk menjualnya ke Arso sedih sangat.
Saat di Wawancarai Kejarinfo com. Ibu Salomina Mengatakan, Sulitnya Akses hasil pertanian dari Kampung menuju pasar sentral Avidjan di yang berpusat di Arso sebagai pusat kota Kabupaten, serta minimnya pembeli di Kampung ini menjadi sebuah persoalan utama, dalam menopang pendapatan masyarakat sehari hari.
Di Katakan, Dalam mengembangkan pendapatan kami setiap hari sebagai petani Kampung, kita tidak mungkin bersandar kepada para petugas yang ada di Kampung, kita kadang berusaha agar hasil pertanian ini bisa kami akses ke pasar Avidjan di Arso, namun tidak ada kendaraan, biaya transportasi mahal, membuat kami tetap seperti ini.
Kata Dia, Problem utama dalam mengakses hasil pertanian dari Kampung Amgotro Distrik Yaffi menuju Pasar Avidjan yang berada di Arso sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten Keerom, kami tidak punya biaya transportasi yang cukup, serta, di Kampung tidak ada kendaraan Pedesaan untuk Masyarakat.
Terkait harga cabe di kampung, Menurut Ibu Salomina, Harga Cabe di Kampung ini, Kadang kami menjualnya, setumpuk Rp 2.000 – 5.000, dengan harapan hasil usaha ini bisa laku terjual, tetapi jika tidak ada pembeli kami bawa pulang ke rumah, bahkan biasany di bagikan kepada kerabat/keluarga.
Lebih Jauh Ibu Salomina menambahkan, Harapan kami adalah melalui hasil usaha pertanian ini dapat mencukupi kebutuhan kami, namun masih tetap seperti ini. Dengan demikian Kami tidak terlalu berharap, namun pemerintah tolong bantu kami mama di Kampung, fasilitasi kendaraan saja atau mobil pedesaan, biar setiap hari narik, Rutenya Arso – Yaffi – Web PP, agar nantinya jika, ada hasil pertanian kami tunggu mobil angkot saja, untuk antar ke Arso.
Hasil pertanian seperti, Cabe, Tomat, atau Sayur Sayuran, kami bisa muat untuk menjualnya ke Arso, jual di Arso ya pasti laku. karena banyak pembeli di sana, tetapi kita jual di kampung, siapa yang mau beli, pembeli di Kampung tidak ada, perputaran uang semua di daerah Perkotaan.”Tuturnya (NAB)