TANGERANG – Kepala Kelurahan Bunder Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Hj. Ine Susilawati, A.Md.,Kep.,SKM memberikan keterangan nya saat dikonfirmasi awak media soal wilayah tugasnya dicap sebagai surganya pengusaha peleburan yang diduga ilegal
Kata Ine ini harus saya sampaikan secara tegas kepada seluruh masyarakat bunder maupun warga diluar Kelurahan Bunder sehingga penyampaian informasi yang di dapat tidak samar dan menimbulkan opini yang berbeda.” Katanya.”Sabtu 13/7/2024
Menurut Ine pemerintah Kelurahan Bunder secara komprehensif dan kontinue telah melakukan pendekatan dengan mensosialisasikan kepada warga, baik ke tokoh masyarakat, maupun kepada masyarakat yang terkena dampak kegiatan peleburan, sebagai pimpinan di kelurahan Bunder, pihaknya harus melihat beberapa aspek baik secara administrasi, perijinan dan dampak terhadap lingkungan, sebab kegiatan peleburan ini sudah ada sebelum dirinya menjabat Lurah Bunder, namun Ine berjanji akan coba mengkaji kembali masalah ini. ucapnya.
Selama kurang lebih tiga bulan kami melakukan pendekatan secara langsung ke Lokasi lapak peleburan tersebut dan kami juga kata ine survey langsung ke masyarakat terdampak, sehingga keputusan yang kami ambil akan tepat dan memenuhi unsur keadilan.”kata nya
Hasil dari analisa yang di lakukan pihak kelurahan, yang berujung rapat bersama elemen masyarakat, bahwa pihak pemerintah Kelurahan Bunder akan melayangkan surat Himbauan penutupan lapak peleburan ulumunium yang mengganggu kesehatan warga Lingkungan dengan memberi batas waktu sampai tanggal 1 Juli 2024.
Namun sangat di sayangkan, surat yang telah kami layangkan sesuai batas waktu ditentukan, pihak pengusaha peleburan masih melakukan aktifitas pembakaran. Karena dianggap tidak di indahkan, pada tanggal 13 Juli 2024 pukul 21.00 wib, ratusan warga meng geruduk tempat peleburan yang membandel.
Berdasarkan pantauan awak media, ratusan warga datang ke lapak lantaran kesal, mengingat aktifitas peleburan tersebut sangat meresahkan dengan asap yang bertebaran di malam hari hingga mengakibatkan warga sekitar mengalami gangguan pernafasan.
Sumber BT